MERIKSAAN KADAR BORAKS
A. Pengertian Borak
Boraks
berasal dari bahasa arab yaitu BOURAQ yang berarti kristal lunak yang
mengandung unsur-unsur boron, berwarna dan larut dalam air. Boraks
merupakan kristal lunakdengan nama
kimia Natrium Tetrabonat ( Na2.B4O7.10H2O). Boraks
mempunyai nama lain natrium biborat, natrium piroborat, natrium
tetraborat yang seharusnya hanya digunakan dalam industri non pangan.
Karakteristik Boraks,
antara lain:
- berbentuk
kristal putih
- tidak berbau
- larut dalam air
- stabil pada suhu
serta tekanan normal
- Boraks dipasaran
terkenal dengan nama pijer, petitet, bleng, gendar dan air kl.
Boraks juga biasa
digunakan sebagai bahan pembuat deterjen, khususnya industri kertas,
gelas, pengawet kayu, keramik, antiseptik dan pembasmi kecoak, dan
mengurangi kesadahan air. Dapat dijumpai dalam bentuk padat dan jika larut
dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan asam borat (H3BO3) atau yang
lazim kita kenal dengan nama Bleng.Asam borat (H3BO3) merupakan asam organik
lemah yang sering digunakan sebagai antiseptik, dan dapat dibuat dengan
menambahkan asam sulfat (H2SO4) atau asam khlorida (HCl) pada boraks. Asam
borat juga sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya,
larutan asam borat dalam air (3%) digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal
sebagai boorwater.
Boraks
seringkali disalah gunakan dalam proses pembuatan bahan makanan, seperti
digunakan sebagai bahan tambahan untuk pembuatan bakso, nuget,
tahu, cenil, kecap,ketupat/lontong serta kerupuk. Bahkan yang lebih ironis, penggunaan
boraks sebagai komponen dalam makanan sudah meluas di Indonesia. Padahal
pemerintah telah melarang penggunaan boraks per Juli 1979, dan dimantapkan
melalui SK Menteri Kesehatan RI No.733/Menkes/Per/IX/1988.
B. Dampak Negatif atau Bahaya Boraks (Bleng) dalam Makanan
Sudah
tidak asing lagi bahwa banyak zat-zat berbahaya yang langsung
dicampur sebagai bahan pembuat makanan, salah satu zat yang sering
digunakan yaitu ‘Boraks’ atau ‘Bleng’. Mengkonsumsi makanan yang
mengandung boraks memang tidak serta berakibat buruk secara
langsung, tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap
dalam tubuh konsumen secara kumulatif. Seringnya mengonsumsi makanan berboraks
akan menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal. Boraks
tidak hanya diserap melalui pencernaan, namun juga melalui kulit. Boraks akan
menganggu enzim-enzim metabolisme.
Ada beberapa ciri Gejala Keracunan Boraks, antara lain
sebagai berikut:
· Keadaan umum: lemah, sianosis, hipotensi
· Terhirup: iritasi membran mukosa, tenggorokan sakit, dan
batuk, efek pada sistem saraf pusat berupa hiperaktifitas, agitasi dan kejang.
Aritmia berupa atrial fibrilasi, syok dan asidosis metabolik. Kematian dapat
terjadi setelah pemaparan, akibat syok, depresi saraf pusat atau gagal ginjal.
· Kontak dengan kulit: Eritrodemik rash (merah), iritasi dan
gejala seperti orang mabuk, deskuamasi dalam 3-5 hari setelah pemaparan.
· Tertelan: mual, muntah, diare, gangguan pencernaan, denyut
nadi tidak beraturan, nyeri kepala, gangguan pendengaran dan penglihatan,
sianosis, kejang dan koma. Keracunan berat dan kematian umumnya terjadi pada
bayi dan anak-anak dalam 1-7 hari setelah penelanan, sedangkan pada orang
dewasa jarang terjadi.
Dalam
jumlah banyak boraks dapat menimbulkan keracunan kronis akibat tibunan
boraks, antara lain:
· Koma
· merangsang sistem saraf pusat
· menimbulkan depresi
· apatis
· sianosis
· tekanan darah turun
· kerusakan ginjal
· pingsan
· kematian.
Mengkonsumsi
makanan yang mengandung boraks memang tak sertamerta berakibat buruk terhadap
kesehatan. Tetapi boraks yang sedikit ini akan diserap dalam tubuh konsumen
secara kumulatif. Selain melalui saluran pencernaan, boraks juga bisa
diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh ini akan disimpan
secara kumulatif di dalam hati, otak, dan testes (buah zakar).
Daya toksitasnya adalah LD-50 akut 4,5-4,98 gr/kg berat
badan (tikus). Dalam dosisi tinggi, boraks di dalam tubuh manusia bisa
menyebabkan pusing-pusing, muntah, mencret, kram perut, dan
lain-lain. Pada anak kecil dan bayi, boraks sebanyak 5 gram di dalam
tubuhnya dapat menyebabkan kematian. Sedangkan kematian pada orang dewasa
terjadi jika dosisnya mencapai 10-20 gram atau lebih.
C. Dampak Positif atau Manfaat Boraks
Telah
dibahas sebelumnya bahwa Boraks juga memilki dampak positif. Boraks bermanfaat
tentu saja selain makanan. Hal tersebut juga didukung oleh Peraturan Mentri
Kesehatan yang telah melarang penggunaan Boraks bagi makanan. Boraks hanya
boleh digunakan pada selain makanan dan selain yang berhubungan dengan makanan
(gelas, piring, sendok, dlkl). Beberapa diantaranya dalam pembuatan bahan
material, pembuatan bahan bangunan, antiseptik, pembasmi serangga dll. Contoh
pemanfaatan boraks pada selain makanan:
- Salah satu bahan untuk membuat keramik
- Campuran membuat kertas
- Pembasmi kecoa
- Dapat digunakan untuk mengurangi kesadahan air
- dll.
Namun,
ada beberapa manfaat boraks dalam makanan antara lain :
- Memberi tekstur yang bagus dan memberi kesan menarik
- Mengawetkan makanan
- Mengenyalkan dan memberi rasa gurih
- dll
D. Cara Mengidentifikasi Boraks dalam Makanan Menurut
Ada
beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mengetahui atau mengidentifikasi
makanan yang mengandung boraks. Cara-cara yang dapat kita tempuh misalanya yang
paling mudah adalah dengan pengamatan fisik, adapun yang lebih meyakinkan yaitu
dengan pemeriksaan laboratorium, namun jika masyarakat awam terlalu asing
dengan laboratorium, maka ada cara mengidentifikasi yang lebih mudah yaitu
metode kunyit.
1. Identifikasi dengan pengamatan fisik
Dari
berbagai macam jenis makanan, ada beberapa makanan yang biasa dicampuri dengan
boraks baik dengan alasan untuk mengawetkan, maupun untuk kepentingan dagang,
serta dapat dengan mudah kita identifikasi menurut ciri fisiknya. Berikut
beberapa diantara makanan yang dapat kita identifikasi ada tidaknya boraks
dalam makanan menurut bentuk fisiknya :
- Ciri-ciri mie basah mengandung boraks:
Teksturnya kenyal, lebih mengkilat, tidak lengket, dan tidak cepat putus.
- Ciri-ciri bakso mengandung boraks:
teksturnya sangat kenyal, warna tidak kecokelatan seperti penggunaan daging
namun lebih cenderung keputihan.
Seperti
dijelaskan di atas, sebagian bakso yang beredar di pasaran juga mengandung
boraks. Tetapi kita bisa membedakan antara bakso yang mengandung boraks atau
tidak. Bakso yang mengandung boraks lebih kenyal daripada bakso tanpa
boraks. Bila digigit akan kembali ke bentuk semula. Ia juga tahan lama dan awet
hingga beberapa hari.
Warnanya
juga lebih putih. Berbeda dengan bakso tanpa boraks yang berwarna abu-abu dan
merata di semua bagian. Kalau masih ragu, coba lembar bakso ke lantai.
Apabila memantul seperti bola bekel, berarti bakso itu mengandung
boraks. Padahal pembuatan bakso tidak harus menggunakan berbagai bahan
kimia. Bakso dapat dihasilkan dengan baik tanpa menggunakan boraks. Kita
bisa menggunakan bahan pengawet yang lebih aman, seperti kalium karbonat,
natrium karbonat, karaginan, atau kalsium propionat.v
- Ciri-ciri jajanan (seperti lontong)
mengandung boraks: teksturnya sangat kenyal, berasa tajam, seprti sangat gurih
dan membuat lidah bergetar dan meberikan rasa getir.
- Ciri-ciri kerupuk/gendar mengandung boraks:
teksturnya renyah dan bisa menimbulkan rasa getir.
Dalam
bentuk tidak murni, sebenarnya boraks sudah diproduksi sejak tahun 1700, dalam
bentuk air bleng. YLKI melalui Warta Konsumen (1991) melaporkan, sekitar 86,49
persen sampel mi basah yang diambil di Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya
mengandung asam borat (boraks). Lalu 76,9 persen mi basah mengandung boraks dan
formalin secara bersama-sama!
YLKI
juga melaporkan adanya boraks pada berbagai jajanan di Jakarta Selatan. Padahal
Pemerintah telah melarang penggunaan boraks per Juli 1979, dan dimantapkan
melalui SK Menteri Kesehatan RI No 733/Menkes/Per/IX/1988.
Mengkonsumsi
makanan yang mengandung boraks memang tak sertamerta berakibat buruk terhadap
kesehatan. Tetapi boraks yang sedikit ini akan diserap dalam tubuh konsumen
secara kumulatif.
Selain melalui saluran pencernaan, boraks juga bisa diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh ini akan disimpan secara akumulatif di dalam hati, otak, dan testes (buah zakar).
Selain melalui saluran pencernaan, boraks juga bisa diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh ini akan disimpan secara akumulatif di dalam hati, otak, dan testes (buah zakar).
Daya
toksitasnya adalah LD-50 akut 4,5-4,98 gr/kg berat badan (tikus). Dalam dosisi
tinggi, boraks di dalam tubuh manusia bisa menyebabkan pusing-pusing, muntah,
mencret, kram perut, dan lain-lain. Pada anak kecil dan bayi, boraks
sebanyak 5 gram di dalam tubuhnya dapat menyebabkan kematian. Sedangkan
kematian pada orang dewasa terjadi jika dosisnya mencapai 10-20 gram atau
lebih.
2. Identifikasi dengan pemeriksaan laboratorium
Identifikasi Boraks di
laboratorium, ada 2 metode yang dapat digunakan :
1. Metode Nyala Api
® Alat :
- Cawan petri
- Pinset
- Korek Api
- Furnace
- Pipet Ukur
- Mortar dan Penggerus
- Kompor
® Bahan :
- H2SO4 10ml
- Metanol
2ml
- Air Kapur Jenuh
- Kertas Lakmus
® Cara
Kerja :
- Siapkan alat dan bahan.
- Tumbuk sample hingga halus dengan mortar, kemudian timbang
sample sebanyak ± 3 gram sample.
- Masukkan kedalam cawan petri, dan atur pH dengan
menambahkan Air kapur jenuh hingga suasana menjadi asam, di ukur
dengan kertas lakmus.
- Setelah asam, kemudian masukkan cawan petri ke dalam
furnace.
- tambahkan 5 ml H2SO4 pekat, aduk sampai homogen hingga
larutan menjadi asam (lakmus biru menjadi merah), tambahkan 10 ml Methanol
kemudian nyalakan. Jika nyala api berwarna hijau maka dinyatakan adanya asam
borat dan boraks
2. Metode Kertas Curcuma
® Alat
:
- Waterbath
- Mortar dan penggerus
- Kompor
- Pipet ukur
- Pemijar (Movel
Furnace)
- Rak Tabung Reaksi
- Cawan
Porselin
- Tabung Reaksi
- Corong
- Sendok
- Pengaduk
kaca
- Timbangan
® Bahan
:
- Kertas Saring
- Kertas Curcuma
- Amonia
- Sample makanan
- Air kapur jenuh
- Kertas lakmus
- HCl 10%
® Cara
Kerja :
1. Bahan makanan
atau minuman kurang lebih 20 gram (sebelumnya dihaluskan dulu) masukkan kedalam
cawan porselin.
2.
Tambahkan larutan kapur jenuh sampai basa (lakmus merah menjadi biru).
3.
Isatkan dalam waterbath.
4.
Panaskan di atas kompor.
5.
Pijarkan sampai menjadi abu, kemudian kerjakan sebagai berikut :
6.
Sebagian abu dimasukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan HCl 10% sampai
menjadi asam, saring dengan kertas saring, celupkan kertas curcuma ke dalam air
hasil saringan, jika kertas curcuma memerah kembali dengan asam tambahkan
amoniak menjadi hijau biru tua maka dinyatakan adanya asam borat dan boraks.
3. Identifikasi dengan metode kunyit
Tentunya
tidak ada seorang pun yang akan mengonsumsi barang yang diketahui mengandung
zat berbahaya di dalamnya. Sayangnya, tidak semua orang mengetahui cara
mendeteksi adanya kandungan boraks dalam bahan makanan. Kebanyakan masyarakat
mengira bahwa mendeteksi boraks harus di laboratorium sehingga memerlukan biaya
mahal. Hal ini membuat masyarakat malas menguji dan langsung mengonsumsi barang
yang dibeli. Padahal jika dapat mengetahui cara yang benar dan mudah untuk
mendeteksi boraks, pasti masyarakat tidak akan kesulitan untuk melakukan
sendiri.
Salah
satu bahan alami yang berpotensi dapat digunakan untuk mendeteksi boraks adalah
kunyit. Kunyit dapat digunakan sebagai obat dan bumbu dalam berbagai resep
makanan.
v Cara mendeteksi boraks
dengan kunyit sangat mudah dan cepat.
I. Alat dan bahan
- kunyit,
- kertas saring,
- serta sedikit boraks sebagai kontrol positif
II. Cara Kerja
- Mula-mula, kita membuat kertas tumerik.
- Ambil beberapa potong kunyit ukuran sedang,
- kemudian menumbuk dan menyaringnya sehingga dihasilkan
cairan kunyit berwarna kuning.
- Kemudian, celupkan kertas saring ke dalam cairan kunyit
tersebut dan keringkan.
- Hasil dari proses ini disebut kertas tumerik.
- Selanjutnya, buat kertas yang berfungsi sebagai kontrol
positif dengan memasukkan satu sendok teh boraks ke dalam gelas yang
berisi air dan aduk larutan boraks,
- teteskan pada kertas tumerik yang sudah disiapkan.
- Amati perubahan warna pada kertas tumerik. Warna yang
dihasilkan tersebut akan dipergunakan sebagai kontrol positif.
- Tumbuk bahan yang akan diuji dan beri sedikit air.
- Teteskan air larutan dari bahan makanan yang diuji tersebut
pada kertas tumerik
- Amati perubahan warna apa yang terjadi pada kertas
tumerik.
- Apabila warnanya sama dengan pada kertas tumerik
kontrol positif, maka bahan makanan tersebut mengandung boraks.
- Apabila tidak sama warnanya, berarti bahan makanan tersebut
tidak mengandung boraks.
Tanaman
kunyit banyak ditemui di pasar dan lingkungan sekitar kita sehingga dapat
dengan mudah didapat. Harga tanaman kunyit juga terjangkau sehingga dapat
dibeli oleh berbagai kalangan masyarakat dari kelas bawah hingga atas. Hal ini
menunjukkan bahwa kunyit merupakan detektor alami untuk boraks yang tepat.
Deteksi boraks bisa dimulai dari bahan makanan yang sering kita konsumsi.
Kewasapadaan kita terhadap boraks menentukan kualitas tubuh kita
Miliana | 19 November 2019 pukul 22.43
infonya lengkap banget makasih yah
alfatihah